Di tengah modemmujer berbagai tantangan energi, krisis iklim, dan tekanan global untuk transisi menuju sumber energi bersih, Indonesia bikin gebrakan besar. Bukan di Jakarta, bukan juga di pusat industri Pulau Jawa. Tapi di Nusa Tenggara Barat (NTB), wilayah timur yang selama ini sering dipandang sebelah mata, kini jadi pusat perhatian se-Asia Tenggara. Kenapa? Karena di sanalah proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terbesar di Asia Tenggara resmi dimulai.
Ini bukan proyek sembarangan. Ini adalah sinyal bahwa Indonesia serius ingin masuk ke babak baru energi — energi yang lebih bersih, lebih ramah lingkungan, dan lebih berkelanjutan.
Kenapa Harus PLTS? Kenapa Harus NTB?
PLTS, alias Pembangkit Listrik Tenaga Surya, adalah bentuk energi yang langsung “dipanen” dari sinar matahari. Di Indonesia, yang sinarnya luar biasa melimpah sepanjang tahun, potensi ini luar biasa besar — sayangnya selama ini belum dimanfaatkan maksimal.
NTB jadi lokasi ideal karena dua alasan utama: tingkat penyinaran matahari yang sangat tinggi, dan kebutuhan energi lokal yang belum sepenuhnya tercukupi oleh jaringan nasional. Dengan PLTS raksasa ini, bukan cuma masalah energi lokal yang terbantu, tapi juga jadi langkah konkret untuk memperkuat bauran energi nasional.